Severity: Notice
Message: Only variable references should be returned by reference
Filename: core/Common.php
Line Number: 257
Severity: Warning
Message: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/k8342681/public_html/system/core/Exceptions.php:185)
Filename: libraries/Session.php
Line Number: 688
Severity: Warning
Message: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/k8342681/public_html/system/core/Exceptions.php:185)
Filename: libraries/Session.php
Line Number: 688
Sebagai negara yang berkembang, kebutuhan rakyat terhadap bangunan masih sangat tinggi, baik perumahan, fasilitas publik ataupun infrastruktur, sehingga diperlukan percepatan pelaksanaan pembangunan dengan kualitas yang baik, biaya yang relatif terjangkau dan sesuai dengan kondisi Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara yang rawan bencana juga memerlukan standar bangunan yang cocok dengan kondisi tersebut dan seharusnya seluruh pelaku konstruksi dan masyarakat harus memahami standar bangunan yang demikian
Disamping itu Indonesia juga memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang telah meninggalkan bangunan-bangunan bersejarah dan arsitektural yang memiliki nilai budaya tinggi, maka hal tersebut harus terus dijaga, dilestarikan dan dikembangkan
Dengan banyaknya isu-isu penting tentang bangunan maka diperlukan momentum yang secara rutin setiap tahun dapat terus menumbuhkan kesadaran untuk mengembangkan kualitas bangunan untuk masa depan serta menjaga dan merawat bangunan yang dimiliki untuk Indonesia yang lebih baik.
Sebagai momentum untuk mengajak seluruh pelaku konstruksi seperti kontraktor, developer, industri bahan bangunan, arsitek, akademisi dll, untuk bersama-sama menjaga komitmen terhadap standar bangunan berkualitas dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang standar bangunan yang berkualitas, memiliki durabilitas yang tinggi, ramah lingkungan serta mencerminkan budaya Indonesia
Sebagai momentum untuk mendorong pelaku konstruksi untuk terus berkolaborasi melakukan pengembangan di bidang konstruksi baik desain, material, metode maupun teknologi untuk menghasilkan bangunan yang semakin berkualitas, memiliki durabilitas yang tinggi, ramah lingkungan serta mencerminkan budaya Indonesia
Sebagai momentum untuk mengedukasi masyarakat agar terus memelihara dan melestarikan bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia serta terus menyayangi dan memelihara seluruh bangunan baik rumah, fasilitas publik, ataupun infrastruktur yang ada disekitar kita.
Hari Bangunan Indonesia diusulkan untuk ditetapkan pada tanggal 11 November dengan pertimbangan :
1. Tanggal 11 November berada di akhir tahun sehingga dapat dijadikan momentum untuk mengevaluasi perkembangan bangunan di Indonesia pada tahun tersebut dan masih menyisakan hampir 2 bulan menuju akhir tahun untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk tahun mendatang
2. Tanggal 11 November merupakan konfigurasi tanggal yang mudah diingat dan dihapal sehingga lebih mudah dikomunikasikan kepada publik
3. Tanggal 11 November juga dapat dipahami sebagai simbol bangunan yang kokoh dimana terdiri dari 4 angka satu (11-11), dimana bangunan yang kokoh setidaknya berdiri diatas 4 pilar yang kokoh.
Dikenal sebagai Pakar Struktur Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat ini Doktor lulusan University of Illinois, USA ini aktif sebagai anggota Structural Engineering Research Group, salah satu kelompok penelitian yang terbesar di ITB. Sebelum mendapat gelar Doktor, Drajat menyelesaikan pendidikan Sarjana di ITB dan memperoleh gelar Master dari Asian Institute of Technology (AIT), Thailand.
Keahlian dan perhatiannya yang besar dalam bidang struktur dan konstruksi mengantarkan Drajat menjadi Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1971 oleh 36 insinyur di bidang ketekniksipilan. Di samping perannya sebagai Ketua HAKI, Drajat juga aktif menjadi dosen Struktur Beton dan Rekayasa Struktur di ITB. Berbagai ide dan pengetahuannya juga dituangkan dalam buku dan jurnal, diantaranya jurnal berjudul Earthquaqe-Resistant Design of Tall Buildings with Basement and Deep Foundation on Soft Soil, Experimental Study on the Performances of Habel Floor and Wall Panels, dan Professionalism as the Basic for Correct and Proper Construction Practice
Adalah Direktur Utama PT Ekadi Trisakti Mas yang saat ini dikenal juga sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estate Indonesia (REI). Sebelumnya Eddy sudah aktif menjadi Koordinator wilayah REI Batam (1999-2001) dan ketua DPD REI Khusus Batam periode 2002-2005.
Pria kelahiran 22 Juni 1959 ini sudah menggeluti dunia bisnis sebagai kontraktor alat-alat berat sejak usianya 25 tahun. Memasuki 1995, Eddy mulai mendalami bisnis properti di Batam dengan membangun rumah sederhana (RSS) dengan harga jual Rp. 9 juta/unit. Setelah itu Eddy banyak berperan dalam pengembangan properti di Batam, karena itu Eddy dikenal juga sebagai Bos Properti disana dan dianugerahi Batam Madani tahun 2012 oleh Pemerintah Kota Batam.
Adalah arsitek dan budayawan Indonesia kelahiran Malang, 16 September 1930. Mengenyam pendidikan dasar hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Malang, tahun 1950 Han Awal melanjutkan program pendidikan di bidang ahli bangunan Technische Hoogeschool, Delft, Belanda. Karena kondisi Indonesia dan Belanda yang cukup tegang waktu itu, Han Awal kemudian pindah ke Jerman dan melanjutkan pendidikan arsitektur di Technische Universitat, Berlin Barat, hingga lulus pada tahun 1960.
Kembali ke tanah air, Han Awal mendirikan biro konsultan PT Han Awal & Partners Architect. Karya-karyanya membuahkan penghargaan nasional maupun internasional. Beberapa karyanya yang sering dikenal adalah Kampus Universitas Katolik Atma Jaya di Semanggi, Gedung Conefo Senayan, Sekolah Pangudi Luhur, RS St. Carolus, dan Hotel Mercure di Jalan Gajah Mada.
Saat ini Han Awal lebih dikenal sebagai arsitek konservatoris yang melakukan pemugaran bangunan-bangunan tua di Indonesia. Karya pemugarannya antara lain Gereja Katedral di Jakarta yang berusia hampir satu abad, Gedung Arsip Nasional, dan Museum Bank Indonesia. Atas konservasi Gedung Arsip Nasional yang dilakukan bersama rekan arsiteknya, Cor Passchier dan Budi Lim, Han Awal dan tim menerima penghargaan International Award of Excellence UNESCO Asia Pasific Heritage tahun 2001. Begitu pula dengan konservasi Museum Bank Indonesia, Han Awal dan timnya menerima penghargaan dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Selain aktif menghasilkan karya-karya arsitek, Han Awal juga menggeluti bidang pendidikan di Indonesia, yaitu sebagai Pembantu Rektor/Dosen Akademi Pertamanan DKI Jakarta (1969-1971), Dosen Tak Tetap Jurusan Arsitektur FT Universitas Indonesia (1965-2000), Dosen Pembina FT Universitas Soegijapranata, Semarang (1990-2003), Dosen Pembina FT Universitas Merdeka, Malang (1997-2004), dan Dosen Tak Tetap Program Pascasarjana FT Universitas Indonesia. Di samping semua karya dan profesinya, Han Awal juga aktif mendorong berdirinya Ikatan Arsitek Indonesia, mendirikan Pusat Dokumentasi Arsitektur, dan memfasilitasi berdirinya ajang diskusi Arsitek Muda Indonesia.
Dikenal sebagai Pakar Struktur Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat ini Doktor lulusan University of Illinois, USA ini aktif sebagai anggota Structural Engineering Research Group, salah satu kelompok penelitian yang terbesar di ITB. Sebelum mendapat gelar Doktor, Drajat menyelesaikan pendidikan Sarjana di ITB dan memperoleh gelar Master dari Asian Institute of Technology (AIT), Thailand.
Keahlian dan perhatiannya yang besar dalam bidang struktur dan konstruksi mengantarkan Drajat menjadi Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1971 oleh 36 insinyur di bidang ketekniksipilan. Di samping perannya sebagai Ketua HAKI, Drajat juga aktif menjadi dosen Struktur Beton dan Rekayasa Struktur di ITB. Berbagai ide dan pengetahuannya juga dituangkan dalam buku dan jurnal, diantaranya jurnal berjudul Earthquaqe-Resistant Design of Tall Buildings with Basement and Deep Foundation on Soft Soil, Experimental Study on the Performances of Habel Floor and Wall Panels, dan Professionalism as the Basic for Correct and Proper Construction Practice
Siti Adiningsih Adiwoso, Core Founder dan Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI), dikenal sebagai seorang desain interior sekaligus Facility Planning dan Environmental Psychology. Meraih gelar sarjana dari International Institute of Interior Design, Washington DC, USA, Siti Adiningsih Adiwoso juga tercatat sebagai anggota Asosiasi Desain di Amerika. Setelah meraih gelar sarjana, pendidikan dilanjutkan hingga master di bidang Environmental Design yang diraihnya dari Pratt Institute, New York, USA.
Selain GBCI, beliau juga terlibat dalam pembentukan Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) dan sebagai anggota Himpunan Teknik Iluminas Indonesia (HTII). Kepedulian yang besar terhadap green building dan toilet umum mendorong Siti Adiningsih Adiwoso ikut dalam Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) serta menjadi salah satu pendirinya. Beliau juga aktif mengeluarkan standarisasi toilet Indonesia lewat bukunya, yaitu Standar Toilet Indonesia, Cara Membangun Toilet Umum dengan Mudah, dan Membersihkan dan Memelihara Toilet Umum. Kepeduliannya terhadap kehidupan sosial melalui pengembangan Bio Toilet pembangunan pasca tsunami di Aceh dianugerahi Provitae Diploma dari International Federation of Interior Architect/Designers (IFI). Selain itu pada tahun 2007 beliau memperoleh Provitae Award dari International Federation of Inner Architect untuk proyek Green Toilet-Tsunami Aceh.
Keinginannya untuk mengikutsertakan kaum muda dalam dunia interior terlaksana dengan didirikannya INIAS (Indonesian Interior and Architectural Space) Resources Center. Organisasi ini dibentuk agar generasi muda dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan dan membantu para desainer untuk siap bersaing ke depannya.
Wilfred A. Sangkali adalah Ketua Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) yang sejak tahun 2012 menjabat sebagai Direktur Utama Wijaya Karya (Wika) Beton. Sebelum menjadi Direktur Utama di Wika Beton, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini telah diangkat menjadi Direktur Teknik sejak tahun 2007. Pertama kalinya Wilfred bergabung dengan Wika Beton, beliau aktif di pusat penelitian dan pengembangan produk-produk beton di perusahaan tersebut. Keaktifannya dalam bidang pracetak dan prategang ini yang mengantarkannya menjadi Ketua AP3I.
Pendiri dan Direktur Utama PT Wiratman & Associates, Multidisciplinary Consultant, Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata, dikenal sebagai Pakar Konstruksi Indonesia. Karya-karyanya dalam bidang konstruksi sangat banyak, khususnya proyek jembatan, jalan, gedung-gedung tinggi, serta dam. Beberapa karyanya yang banyak dikenal adalah Gedung Wisma Nusantara, Wisma Dharmala, Bakrie Tower, Duku Atas Tunnel di Jakarta, Restorasi Candi Borobudur di Magelang, Keuliling Dam di Aceh. Jembatan Ampera di Palembang, Jembatan Rajamandala di Bandung, Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra, dan Hotel Aryaduta. Wiratman juga merancang Pembangkit Listrik Tenaga Air Mrica, Banjarnegara, PLTA Merangin, PLTA Kusan, dan Telecommunication Tower.
Profesor kelahiran tahun 1935 ini merupakan lulusan Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1960, lalu meraih gelar doktor dari ITB pada tahun 1992 dalam bidang Rekayasa Struktur. Pada tahun 1995-2004 Wiratman menjadi Guru Besar di Jurusan Teknik Sipil ITB. Sejak tahun 2005 menjadi Guru Besar Emeritus di Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara. Dengan prestasi, dedikasi, dan keahliannya, Wiratman diangkat menjadi anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tahun 2003-2006.
Lebih dari 200 makalah teknik sudah dipresentasikan Wiratman dalam berbagai konferensi nasional maupun internasional. Seluruh hasil karya dan dedikasinya telah membuahkan penghargaan nasional maupun internasional, seperti Penghargaan Karya Konstruksi 2003, Penghargaan Adhicipta Rekayasa untuk Teknik Sipil dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), dan ASEAN Achievement Award dari ASEAN Forum.
Wiratman juga memiliki paten pembuatan terowongan Sistem Antareja, menggagas tentang peraturan gempa di Indonesia, serta menyandang Sertifikat Insinyur Profesional Utama (IPU) dari PII dan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).