Kembali ke tanah air, Han Awal mendirikan biro konsultan PT Han Awal & Partners Architect. Karya-karyanya membuahkan penghargaan nasional maupun internasional. Beberapa karyanya yang sering dikenal adalah Kampus Universitas Katolik Atma Jaya di Semanggi, Gedung Conefo Senayan, Sekolah Pangudi Luhur, RS St. Carolus, dan Hotel Mercure di Jalan Gajah Mada.
Saat ini Han Awal lebih dikenal sebagai arsitek konservatoris yang melakukan pemugaran bangunan-bangunan tua di Indonesia. Karya pemugarannya antara lain Gereja Katedral di Jakarta yang berusia hampir satu abad, Gedung Arsip Nasional, dan Museum Bank Indonesia. Atas konservasi Gedung Arsip Nasional yang dilakukan bersama rekan arsiteknya, Cor Passchier dan Budi Lim, Han Awal dan tim menerima penghargaan International Award of Excellence UNESCO Asia Pasific Heritage tahun 2001. Begitu pula dengan konservasi Museum Bank Indonesia, Han Awal dan timnya menerima penghargaan dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Selain aktif menghasilkan karya-karya arsitek, Han Awal juga menggeluti bidang pendidikan di Indonesia, yaitu sebagai Pembantu Rektor/Dosen Akademi Pertamanan DKI Jakarta (1969-1971), Dosen Tak Tetap Jurusan Arsitektur FT Universitas Indonesia (1965-2000), Dosen Pembina FT Universitas Soegijapranata, Semarang (1990-2003), Dosen Pembina FT Universitas Merdeka, Malang (1997-2004), dan Dosen Tak Tetap Program Pascasarjana FT Universitas Indonesia. Di samping semua karya dan profesinya, Han Awal juga aktif mendorong berdirinya Ikatan Arsitek Indonesia, mendirikan Pusat Dokumentasi Arsitektur, dan memfasilitasi berdirinya ajang diskusi Arsitek Muda Indonesia.