ARTIKEL

Menuju Bangunan Sehat dan Berkelanjutan 2020

post by admin

Saat ini seluruh dunia sudah sangat berkonsentrasi untuk mewujudkan bangunan yang sehat dan berkelanjutan, dimana ditargetkan akan terwujud pada tahun 2020. Bangunan yang sehat dan berkelanjutan tidak hanya dalam konteks desainnya saja, tetapi harus memperhatikan seluruh aspek secara holistik. Mulai dari lokasi, desain, material yang digunakan, proses pengerjaan, sistem operasional dan perawatan, kehidupan dan aktivitas orang yang ada didalamya, penggunaan energi dan air, usia bangunan, sampai pada bagaimana bangunan tersebut ketika dihancurkan atau direnovasi.

Perhatian serius dunia tersebut sangat beralasan karena banyak catatan statistik yang menunjukkan bahwa semakin hari kualitas kesehatan manusia semakin menurun, dan semakin hari kita semakin mewariskan bumi dalam kondisi yang buruk kepada generasi yang akan datang, sehingga dapat dikatakan bahwa mewujudkan bangunan sehat dan berkelanjutan adalah berstatus darurat.

Salah satu yang dapat dicontohkan adalah persoalan air. Secara keseluruhan hanya 3% air di dunia ini adalah clean water yang dapat digunakan untuk kegiatan hidup manusia. Sementara dari data SNI mengatakan bahwa saat ini setidaknya setiap orang di Indonesia menghabiskan 200 Liter per hari. Di beberapa negara sudah sangat serius menurunkan penggunaan air bersih ini bahkan sampai 143 liter per orang per hari. Penggunaan air berlebihan ini akan menjadi persoalan yang serius di masa yang akan datang.

Bangunan sangat berperan dalam upaya mereduksi penggunaan air tersebut. Sebagai contoh pemilihan lantai saja, untuk membersihkan lantai yang tidak memakai nano coating membutuhkan air 6 kali lebih banyak daripada lantai yang menggunakan nano coating. Atau contoh lain adalah sistem toilet, dimana saat ini sudah banyak dikembangkan sistem toilet yang dapat mereduksi penggunaan air.

Selain persoalan air juga adalah persoalan limbah. Setiap bangunan itu selalu dimasuki energi, air bersih dan barang-barang kebutuhan hidup dan dari situ akan mengeluarkan emisi, air kotor dan limbah. Bangunan yang sehat dan berkelanjutan harus dikelola sedemikian rupa sehingga emisi, air kotor dan limbahnya menjadi sekecil mungkin, bahkan seharusnya menjadi tidak ada. Kampanye reuse, reduce dan recycle perlu benar-benar diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata.

Pada prinsipnya masih banyak sekali pekerjaan rumah yang perlu terus dilakukan untuk mewujudkan hunian dan bangunan yang sehat dan berkelanjutan.

*Diringkas dari pemaparan Ibu Siti Adiningsih Adiwoso - Ketua GBCI pada acara pertemuan Dewan Penasehat HBI